Oleh :
Nama : Nikmatul Khoiriyah
Nim : D1C010015
Teknologi Hasil Pertanian
UNJA
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Analisa (atau analisa, analysis) dapat
di aritkan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan pengertian ilmiah (dalam
ilmu-ilmu social ) atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen-komponen
penyusunnya sehingga dapat di kaji lebih lanjut. Dalam cabang ilmu kimia,
analisa berarti penguraian bahan menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yang
kemudian dapat dipakai sebagai data untuk menetapkan komposisi (susunan) bahan
tersebut.
Bahan makanan dan hasil pertanian
umumnya, pada hakekatnya merupakan bahan kimiawi alam yang tidak menyimpang
dari kaedah-kaedah kimiawi bahan-bahan lainnya. Demikian juga sifat-sifat
fisisnya tak menyimpang dari benda-benda
alam lain. Namun demikian, meskipun
memiliki sifat-sifat kimia dan fisis yang tak berbeda dengan benda-benda
lain di alam ini, bahan makanan memiliki sifat khusus yaitu kemampuannya untuk
menjadi sumber penyediaan gizi dalam proses kehidupan dan tenaga gerak
kehidupan atau biokalori.
Dengan demikian, analisa bahan makanan
dapt dilakukan dengan menggunakan kaedah-kaedah kimiawi, fisis, nutrisi (gizi),
atau indrawi. Untuk bahan hasil pertanian non-pangan tentunya terbatas hanya
pada bentuk analisa kimiawi dan fisia saja. Sifat nutrisi pangan bahan makanan
dapat dilakukan secara tidak langsung melalui uji kimiawi atau secara langsung
melalui uji biologis dengan menggunakan mikrobia ataupun hewan prcobaan.
Dalam melakukan analisa bahan hasil
pertanian dapat menggunakan berbagai macam metode analisa. Pada praktikum kali
ini menggunakan metode analisa spektrofotometri.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk
Mengukur antioksidan dari ekstrak belimbing manis dengan menggunakan
spektrofotometer.
II. TINJAUAN PUSTAKA
a.
Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode
analisa yang di dasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatik oleh suatu
laju larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan
monokrometer prisma atau kiri difraksi dengan defector. Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang di
dasarkan pada absorbsi radiasi elektromagnetik . cahaya terdiri dari radiasi
terhadap masa mata manusia peka. Gelombang dengan panjang gelombang beraliran
akan menimbulkan cahaya yang berlainan. Sedangkan campuran cahaya dengan
panjang panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh
sprektum nampak 400 – 760 nm. (Iqra Wahyuni, 2012).
Spektrometri
serapan merupakan pengukuran atau interaksi antara radiasi elektromagnetik dan
molekul atau atom dari suatuzat kimia. Teknik yang sering di gunakan dalam
analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet, cahaya tampak,
inframerah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah
ultraviolet adalah 190 – 380 nm, daerah cahaya tampak 380 – 780 nm, daerah
infra merah dekat 780 – 3000 nm ,dan daerah inframerah 2,5 – 40 nm atau 4000 –
250 cm -2. (Iqra Wahyuni, 2012).
b.
Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang
digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan
suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual
dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh
suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu
perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang
berbeda. (Yoki Edy Saputra, 2012).
c.
Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau
menghambat reaksi oksidasi pada makanan maupun obat dimana senyawa-senyawa
tersebut mudah teroksidasi sehingga sel-sel lain terhindar dari radikal bebas.
Antioksidan adalah substansi yang menetralkan radikal bebas karena
senyawa-senyawa tersebut mengorbankan dirinya agar teroksidasi sehingga sel-sel
yang lainnya dapat terhindar dari radikal bebas ataupun melindungi sel dari
efek berbahaya radikal bebas oksigen aktif jika hal itu berkenaan dengan penyakit
dimana radikal bebas itu sendiri dapat berasal dari metabolism tubuh ataupun
factor eksternal lainnya. (Anonim,2012).
Antioksidan merupakan zat
yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Zat ini
secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat
yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan sebagai
senyawa-senyawa
yang melindungi sel
dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan
penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme
tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Radikal
bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak
berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi. Protein
lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron
yang baik Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan,
dan penyakit
lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa
golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak
terdapat dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk
menangkap radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan
pangan, antara lain vitamin E, vitamin C,
dan karotenoid.
(Wikpedia, 2012).
Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan
adalah metode DPPH. Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk
menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen. Perubahan warna ungu DPPH
menjadi ungu kemerahan dimanfaatkan untuk mengetahui aktivitas senyawa
antioksidan. Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai
pembanding untuk mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif ini
dapat berupa tokoferol, BHT, dan vitamin C.
Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan
1,1-difenil-2-pikrilhidra-zil (DPPH) sebagai radikal bebas. Prinsipnya adalah
reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan , misalnya
troloks, yang mengubahnya menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin.
(Wikipedia,2012).
d. Belimbing
Manis
Belimbing adalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal dari
Indonesia, India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke penjuru
Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan
Polinesia. Usaha penanaman secara komersial dilakukan di Amerika Serikat, yaitu
di Florida Selatan dan Hawaii. Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat
baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai
penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini
renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini mengandung banyak
vitamin C. Belimbing manis merupakan simplisia buah basah yang dipanen setelah
masak sempurna. Metode pemerasan digunakan untuk memperoleh ekstrak belimbing
manis. Sebagai material awal digunakan tumbuhan segar yang dihaluskan. Cairan
perasan adalah larutan dalam air yang terdiri dari seluruh bahan yang
terkandung dalam tumbuhan segar dalam perbandingan yang sama seperti dalam
material awalnya dan yang tetap tinggal hanya bahan yang tidak larut. (Awal
Maulana, 2010)
III.
METODELOGI
3.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini di laksanankan di
laboratorium teknologi hasil pertanian, Universitas Jambi. Pada hari senin,
pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Praktikum ini menggunakan alat
spektrofotometer UV, botol gelap, kuvet dan pipet mikro. Sedangkan bahan-bahan
yang digunakan adalah ekstrak belimbing manis dan larutan DPPH.
3.3 Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan pada
praktikum ini yaitu menyiapkan ekstrak, buat konsentrasi ekstrak 100 ppm, 200
ppm, 400 ppm dan 500 ppm. Kemudian buat larutan DPPH (0,05 mM). Selanjutnya di
uji, yaitu pertama masukkan ekstrak belimbing manis 0,2 ml dan larutan DPPH 3,8
ml pada botol gelap kemudian botol langsung ditutup. Diamkan selama 30 menit.
Setelah 30 menit amati perubahan warna yang terjadi, kemudian lakukan uji
spektro. Sampel masukkan dalam kuvet (pegang yang bergerigi), letakkan pada
alat spektrofotometer. Hitung absorbantnya.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil pengamatan
Ekstrak Belimbing Manis
ppm
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Rata-rata
|
% Inhibisi
|
||||||
0
|
0.977
|
0.977
|
0.977
|
0
|
||||||
100
|
0.208
|
0.207
|
0.2075
|
78.762
|
||||||
200
|
0.206
|
0.2
|
0.203
|
79.222
|
||||||
300
|
0.201
|
0.201
|
0.201
|
79.427
|
||||||
400
|
0.199
|
0.197
|
0.198
|
79.734
|
||||||
500
|
0.178
|
0.186
|
0.182
|
81.372
|
||||||
|
||||||||||
x
|
y
|
x-xrata2
|
y-yrata2
|
(x-xrata2)(y-yrata2)
|
(x-xrata2)²
|
|||||
0
|
0
|
-250
|
-66.419
|
16604.750
|
62500
|
|||||
100
|
78.762
|
-150
|
12.343
|
-1851.377
|
22500
|
|||||
200
|
79.222
|
-50
|
12.803
|
-640.155
|
2500
|
|||||
300
|
79.427
|
50
|
13.008
|
650.391
|
2500
|
|||||
400
|
79.734
|
150
|
13.315
|
1997.232
|
22500
|
|||||
500
|
81.372
|
250
|
14.953
|
3738.136
|
62500
|
|||||
RATA2
|
250
|
66.419
|
JUMLAH
|
20498.976
|
175000
|
|||||
a
= 37.135
b
= 0.117
Y
= 0.117x + 37.135
Tokoferol
|
||||
ppm
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Rata-rata
|
% Inhibisi
|
0
|
0.977
|
0.978
|
0.9775
|
0
|
100
|
0.08
|
0.08
|
0.08
|
91.816
|
200
|
0.077
|
0.079
|
0.078
|
92.020
|
300
|
0.052
|
0.06
|
0.056
|
94.271
|
400
|
0.05
|
0.057
|
0.0535
|
94.527
|
500
|
0.052
|
0.065
|
0.0585
|
94.015
|
x
|
y
|
x-xrata2
|
y-yrata2
|
(x-xrata2)(y-yrata2)
|
(x-xrata2)²
|
|
0
|
0
|
-250
|
-77.775
|
19443.734
|
62500
|
|
100
|
91.816
|
-150
|
14.041
|
-2106.129
|
22500
|
|
200
|
92.020
|
-50
|
14.245
|
-712.273
|
2500
|
|
300
|
94.271
|
50
|
16.496
|
824.805
|
2500
|
|
400
|
94.527
|
150
|
16.752
|
2512.778
|
22500
|
|
500
|
94.015
|
250
|
16.240
|
4060.086
|
62500
|
|
RATA2
|
250
|
77.775
|
JUMLAH
|
24023.002
|
175000
|
a = 43.456
b = 0.137
Y
= 0.137x + 43.456
4.2
Pembahasan
Spektrofotometri merupakan suatu metoda
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Metode ini
dapat digunakan untuk mengetahui zat yang terkandung dalam makanan atau minuman
seperti micro nutrient, zat pewarna, dll tergantung panjang gelombang yang
telah disetting pada spektrofotometer.
Spektrofotometer merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut
kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet.
spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk.
Secara
garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a.
Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada
spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan
intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat
rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar
biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
b.
Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi
untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang
gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
c.
Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat
yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis.
Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk
tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di
daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak
dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai
untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
e.
Detektor
Peranan detektor penerima adalah
memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor
akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan
oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
Dari hasil praktikum yang telah
dilaksanakan ekstrak belimbing manis sebelum diberi larutan DPPH berwarna ungu
tetapi setelah di beri larutan DPPH, warna ekstrak belimbing manis menjadi
pudar. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak belimbing manis mengandung
antioksidan.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat di tarik kesimpulan bahwa :
ü Spektrofotometri
merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor
fototube.
ü Ekstrak
belimbing manis setelah di tambah larutan DPPH warnanya menjadi pudar karena
ekstrak belimbing manis mengandung antioksidan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2012. Antioksidan dan Radikal Bebas.
Http://wordpress.com. (Di akses pada tanggal 30 Juli 2012)
Latief,
Madyawati.2012. Spektrofotometri. Universitas
Jambi. Jambi
Saputra,yoki
edy. 2012.Spektrofotometri. Http://situs-kima-Indonesia.org.
(Di akses pada tanggal 30 Juli 2012)
Wahyuni,
Iqra. 2012. Spektrofotometri. Http://www.blogspot.com.
(Di akses pada tanggal 30 Juli 2012)
Wikipedia.
2012. Antioksidan. Http://id.wikipedia.org/antioksidan.
(Di akses pada tanggal 30 Juli 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar