Minggu, 15 Juli 2012

ekologi

Oleh :

 Nama : Nikmatul Khoiriyah




EKOLOGI MIKROORGANISME PADA MAKANAN

            Jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat pada berbagai makanan sangat spesifik. Hal ini disebabkan karena pengaruh selektif yang terjadi terhadap jumlah dan jenis mikroorganisme mikroorganisme pada makanan, sehingga satu atau beberapa jenis mikroorganisme menjadi dominan dari pada lainnya dan merupakan mikroorganisme yang spesifik pada makanan tertentu.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme pada makanan dapat di bedakan atas empat faktor utama, yaitu faktor intrinsic, factor ekstrinsik, factor pengolahan dan factor implicit.
FAKTOR INTRINSIK
            Sifat-sifat fisik, kimia dan struktur makanan yang mempengaruhi populasi dan pertumbuhan mikroorganisme disebut faktor intrinsik. Faktor-faktor tersebut terdiri dari :
1)      Nilai pH
2)      Aktivitas air (aw)
3)      Potensi oksidasi-reduksi
4)      Kandungan nutrisi
5)      Senyawa antimikrobe
6)      Struktur Biologi

Nilai Ph
            Kebanyakan mikroorganisme tumbuh baik pada pH sekitar 7.0 (6.6-7.5), dan hanya beberapa yang dapat tumbuh di bawah pH 4.0. Bakteri mempunyai kisaran pH  pertumbuhan yang lebih sempit di bandingkan dengan kapang dan khamir. Nilai pH atau keasaman makanan di pengaruhi oleh asam yang terdapat pada makanan tersebut.
Aktivitas air (aw)
            Nilai aw  kebanyakan makanan segar adalah di atas 0.99. Kebanyakan bakteri pembusuk tidak dapat tumbuh pada aw di bawah 0.91, sedangkan kebanyakan khamir pembusuk tidak dapat tumbuh pada aw di bawah 0.88, dan kebanyakan kapang pembusuk tidak dapat tumbuh pada aw di bawah 0.80.
Potensi Oksidasi-reduksi
            Mikroorganisme berbeda dalam sensitivitsnya terhadap potensi oksidasi-reduksi dari medium pertumbuhannya. Potensi oksidasi-reduksi dari substrat menunjukkan kemampuan substratuntuk melepaskan elektron (teroksidasi) atau menerima elektron (tereduksi).Potensi oksidasi-reduksi suatu system di beri symbol Eh. Mikroorganisme aerobik memerlukan nilai Eh positif (teroksidasi), sedangkan mikroorganisme anaerobik memerlukan nilai Eh negative (tereduksi).
Kandungan Nutrisi
            Untuk dapat tumbuh dan berfungsi secara normal, mikroorganisme membutuhkan komponen-komponen sebagai berikut :
1)      Air
2)      Sumber energi
3)      Sumber nitrogen
4)      Vitamin dan faktor pertumbuhan lainnya
5)      Mineral
Dari kebutuhan nutrien untuk pertumbuhannya, kapang mempunyai kebutuhan nutrien yang paling minimal, di ikuti dengan khamir, kemudian bakteri gram negatif, sedangkan bakteri gram positif mempunyai kebutuhan nutrien yang paling tinggi.
Senyawa Antimikrobe
            Ketahanan makanan terhadap serangan mikroorganisme juga di pengaruhi oleh adanya senyawa-senyawa antimikrobe yang disebut laktenin dan suatu senyawa antikoliform. Selain itu susu mentah mengandung laktoperosidase yang efektif terhadap streptokoki. Senyawa antimikrobe lainnya yaitu lisozim di dalam putih telur dan asam benzoate di dalam beberapa buah-buahan (cranberries). Lipid dan minyak esensial, misalnya eugenol di dalam cengkeh dan aldehide sinamat di dalam kayu manis, juga mempunyai sifat antimikrobe.
Sttuktur Biologi
             Beberapa bahan pangan mempunyai struktur spesifik yang melindungi terhadap masuknya organism pembusuk dan proses pembusukan selanjutnya. Contoh struktur tersebut misalnya tesat pada biji-bijian, kulit buah-buahan, kulit telur, kulit kacang, kulit pada hewan dan ikan, dsb. Selain tekstur bahan pangan juga mempengaruhi kecepatan pembusuk oleh organisme pembusuk.
FAKTOR EKSTRINSIK
          Faktor ekstrinsik adalah kondissi lingkungan penyimpanan yang mempengaruhi makanan jumlah dan jenis mikroorganisme pada makanan terutama adalah suhu penyimpanan, kelembaban relatif lingkungan, dan susunan gas dilingkungan tempat penyimpanan.
Suhu
            Berdasarkan suhu optimum pertumbuhannya, mikroorganisme dapat di bedakan atas tiga grup, yaitu :
1)      Psikorfil yang mempunyai suhu optimum 5 - 150 C dengan kisaran suhu pertumbuhan -5 - 200 C
2)      Mesofil yang mempunyai suhu optimum 20 - 400 C dengan kisaran suhu pertumbuhan 10 - 450 C
3)      Termofil yang mempunyai suhu optimum 45 - 650 C dengan kisaran suhu pertumbuhan 25 - 800 C
Kelembaban Relatif
            Kelembaban relatif (RH) lingkungan tempat penyimpanan mempengaruhi aw di dalam makanan. Makanan dengan aw rendah akan menyerap air jika disimpan di dalam lingkungan dengan RH tinggi. Demikian juga sebaliknya makanan dengan aw tinggi akan kehilangan air jika di simpan di dalam ruangan dengan RH rendah. Dalam memilih RH lingkungan yang tepat, perlu di perhatikan kemungkinan pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dengan tetap mempertahankan mutu makanan yang di simpan.
Susunan Gas Atmosfer
            Penyimpanan buah-buahan di dalam ruangan dengan konsentrasi CO2 di naikkan sampai 10 % ternyata dapat mencegah pertumbuhan kapang yang biasanya menyerang buah-buahan. Selain CO2, ozon (O3) juga mempunyai efek mengawetkan terhadap beberapa makanan. Jumlah dan jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan pangan sangat di pengaruhi oleh ada tidaknya oksigen di sekelilingnya.
FAKTOR IMPLISIT
            Faktor implisit adalah parameter biotik yang mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat di dalam makanan dan meliputi antagonisme, sinergisme dan sintrofisme. Sinergisme dan antagonism terjadi terutama melalui pembentukan senyawa perangsang (untuk sinergisme) atau penghambat (untuk antagonisme). Sintrofisme adalah pertumbuhan antara dua organisme sehingga membentuk kondisi nutrisi yang memungkinkan mikrobe lainnya untuk tumbuh.
FAKTOR PENGOLAHAN
          Setelah seleksi oleh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik, jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat di dalam makanan juga di pengaruhi oleh proses pengolahan yang dilakukan terhadap makanan tersebut. Perlakuan panas, irradiasi dan penggunaan senyawa penstrisil seperti etilen oksidase pada umumnya dapat membunuh semua atau sebagian mikroorganisme pembusuk. Disamping itu, beberapa tahap dalam proses pengolahan kadang-kadang menambah jumlah dan jenis  mikroorganisme yang terdapat  di dalam makanan, misalnya proses pencucian bahan menggunakan air yang kurang bersih, kontaminasi dari alat-alat pengolahan yang di gunakan, penyimpanan pada kondisi yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme dan sebagainya.
               

laporan Analisis kualitatif karbohidrat


LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS HASIL PERTANIAN
ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

OLEH :
NIKMATUL KHOIRIYAH
NIM DIC010015

DOSEN PENGAMPU :
DR.MADYAWATI LATIEF,MSI


TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012






I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karbohidrat adalah adalah sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yg mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk Negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dapat di hasilkanoleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kal (kkal) bila di banding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan.
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain.Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan proteintubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolism lemak dan protein. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat di bentuk dari beberapa asm aminodan sebagian dati gliserol lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat di peroleh dari bahan makanan yang di makan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Banyak cara untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu bahan antara lain dengan uji kualitatif adan uji kuantitatif. Uji kualitatif karbohirat diantaranya yaitu: Uji Molisch, Uji Iod, uji Fehling, Uji Seliwanoff, Uji Bial, Uji Antron, Uji pembentukan osazon, uji pembentukan CO2 karena fermentasi atau uji asam mukat. Pada praktikum kali ini akan dilakukan uji kualitatif dengan menggunakan uji Iod dan uji Fehling serta hidrolisis pati.

1.2 Tujuan                                                                    
Praktikum ini di laksanakan dengan tujuan untuk membuktikan adanya polisakarida pada suatu bahan.




II. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n, dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis, disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidrat yaitu, untuk sumber energi, pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, penawar racun, baik untuk yang terkena konstipasi (sembelit), dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang lainnya.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu :
1.      Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribose.

2.      Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida, contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa.
3.      Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh : glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan karbohidrat. (Nikku, 2011)
      Karbohidrat adalah polihidroksildehida & keton polihidroksil atau turunannya. selian itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yg dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mmpunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon.Salah satu contoh karbohidrat adalah amilum. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di negara seclang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Amilum mrupakan karbohidrat dlm bentuk simpanan bagi tumbuh-tumbuhan dlm bentuk granul yang dijumpai pada umbi & akarnya. Menurut sumber umbi-umbian,serealia dan biji-bijian merupakan sumber amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah didapat untuk di konsumsi. Jagung, beras dan gandum kandunan amilumnya lebih dari 70 %, sedangkan pada kacang-kacangan sekitar 40%. (winarno).
      Fleche (1985) mendefinisikan pati termodifikasi adalah pati dimana gugus hidroksilnya telah diubah lewat suatu reaksi kimia seperti esterifikasi, eterifikasi atau oksidasi atau dengan mengganggu struktur awalnya. Glicksman (1969) mengemukakan pati termodifikasi adalah pati yang diberi perlakuan tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan sifat yang lebih baik untuk memperbaiki sifat sebelumnya atau merubah beberapa sifar lainnya. Perlakuan ini dapat mencakup penggunaan panas, asam, alkali, zat pengoksidasi atau bahan kimia lainnya yang akan menghasilkan gugus kimia baru atau perubahan bentuk, ukuran serta struktur molekul.
Dekstrin merupakan salah satu produk hasil hidrolisis pati berwarna putih hingga kuning ( SII, 1985), hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam atau enzim. Pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6 – 10 molekul) yang disebut dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi menjadi unit terkecil glukosa ( Somaatmadja, 1970).
Dekstrin merupakan hasil hidrolisis pati yang tidak sempurna. Proses ini juga melibatkan alkali dan oksidator. Pengurangan panjang rantai tersebut akan menyebabkan perubahan sifat dimana pati yang tidak mudah larut dalam air diubah menjadi dekstrin yang mudah larut. Dekstrin bersifat sangat larut dalam air panas atau dingin, dengan viskositas yang relatif rendah. Sifat tersebut akan mempermudah penggunaan dekstrin bila dipakai dalam konsentrasi yang cukup tinggi ( Lineback dan Inlett,1982).
Dekstrin putih dihasilkan dengan pemanasan suhu sedang (79-121oC), mengguanakan katalis asam seperti HCl atau asam asetat dengan karakteristik produk berwarna putih hingga krem. Dekstrin kuning dihasilkan dengan pemanasan suhu tinggi (149-190o C) menggunakan katalis asam dengan karakteristik produk berwarna krem hingga kuning kecoklatan. Pemanasan kering (tanpa air) seperti penyangraian dan pemanggangan akan menyebabkan dektrin terpolimerasi membentuk senyawa coklat yang disebut pirodekstrin (Gaman dan Sherington, 1981).
Maltodekstrin didefinisikan sebagai produk hidrolisis pati yang mengandung unit α-D-glukosa yang sebagian besar terikat melalui ikatan 1,4 glikosidik dengan DE kurang dari 20. Rumus umum maltodekstrin adalah [(C6H10O5)nH2O)] (Kearsley dan Diedzic, 1995).

           



















III. METODELOGI

 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
     Praktikum ini di laksanankan di laboratorium teknologi hasil pertanian, Universitas Jambi. Pada hari Sabtu, Tanggal 25 Juni 2012,  pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
     Praktikum ini menggunakan alat spektrofotometer, tabung reksi, pipet tetes, plat tetes dan penangas. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah gula, tepung terigu, pati murni, malto dekstrin, larutan iodine, HCl, aquadest, larutan fehling A dan larutan fehling B  .
3.3 Cara Kerja
a. Uji Iodin
     Langkah awal yang di kerjakan yaitu membuat larutan sampel 10 %, ambil 2 tetes sampel kemudian masukkan dalam plat tetes, tambahkan 2 tetes iodin. Amati perubahan warna yang terjadi.
b. UJi Fehling
     Masukkan 2 ml sampel pada tabung reaksi, tambahkan 10 tetes fehling A dan 10 tetes fehling B. Amati perubahan warna yang terjadi. Kemudian panaskan pada penangas selama 5 menit. Amati apa yang terjadi.

c. Hidrolisis Pati
                       
     Masukkan 5 ml sampel kemudian tambahkan 2,5 ml HCl. Amati perubahan warna yang terjadi. Kemudain panaskan pada penangas selam 5 menit. Amati perubahan yang terjadi. Setelah itu lanjutkan ddengan uji iodin. Amati perubahan warna yang terjadi









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Kelompok
Sampel
Uji Iodin
Hidrolisis pati
Uji Fehling
1
Gula
Berwarna kuning dan terbentuk endapan
Sb : berwarna bening
Ss : berwarna bening
Uji iodin : berwarna kuning pekat
Sb : berwarna biru
Ss : berwarna biru muda + endapan (pink)
2
Tepung Terigu
Berwarna kuning kehijauan dan terbentuk endapan
Sb : berwarna putih keruh
Ss : berwarna biru muda
Uji iodin : berwarna ungu kehitaman
Sb : berwarna biru muda
Ss : berwarna biru keruh + endapan (ungu muda)
3
Pati Murni
Berwarna hijau kehitaman dan terbentuk endapan
Sb: berwarna bening
Ss : berwarna bening
Uji iodin : berwarna kuning kehitaman
Sb : berwarna biru muda
Ss : berwarna biru muda

4
Malto Dekstrin
Berwarna merah keunguan dan tidak terbentuk endapan
Sb : berwarna bening
Ss : berwarna bening
Uji iodine : berwarana merah keunguan
Sb : berwarna biru muda
Ss : berwarna merah bata + endapan (merah)



4.2 Pembahasan
a. Uji Iodin
        Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (kuranglebih 20 %) memilki struktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (kuranglebih 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
b. Uji Fehling
        Dari hasil uji yang telah di dapat, untuk uji fehling dengan sampel gula menghasilkan endapan berwarna pink, sampel tepung terigu menghasilkan endapan warna  ungu muda, untuk sampel pati murni menghasilkan endapan warna biru muda. Sedangkan untuk sampel maltodekstrin menghasilkan endapan berwarna merah bata.
Pereaksi fehling terdiri atas fehling A dan fehling B yang bila di campur akan berwarna biru. Bila senyawa yang mengandung aldehid di reaksikan maka akan terjadi endapan yang berwarna merah bata dan hasil menunjukkan positif. Pada larutan sukrosa, pati murni  dan tepung terigu tidak menunjukkan hasil positif karena warna tidak mengalami perubahan yaitu warna tetap biru dan tidak terdapat endapan.
c. Hidrolisis Pati
        Dekstrin merupakan salah satu produk hasil hidrolisis pati berwarna putih hingga kuning, hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam atau enzim. Pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6 – 10 molekul) yang disebut dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi menjadi unit terkecil glukosa
        Pada uji hidrolisis pati, hidrolisis sempurna apabila menjadi senyawa yang lebih sederhana yang terdeteksi pada perubahan warna.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
      Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa :
ü  Karbohidrat merupakan polihidroksi keton dan polihidrataldehid yang mempunyai rumus umum Cn(H2O)n.
ü  Uji kualitatif dengan reagen Iod untuk membuktikan ada tidak nya amilum atau pati. Iodium dengan dengan amilum dapat membentuk suatu ikatan kompleks berwarna biru sampai ungu.
ü  Pada uji kualitatif uji fehling terjadi endapan merah bata karena karbohidrat memiliki sifat pereduksi.
ü  Pada uji hidrolisis pati, hidrolisis sempurna apabila menjadi senyawa yang lebih sederhana yang terdeteksi pada perubahan warna.



DAFTAR PUSTAKA

Artikel kimia. 2011. Prosedur Identifikasi Amilum dalam Ubi Kayu.
Eko. 2010. Uji Kualitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat. Http://www.backto biokimia.blogspot.com.
Fitriansyah, Bagus. 2011. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Http://www.blogspo.com.
Pasaribu,benny. 2012. Uji Kualitatif Karbohidrat. Http://www.blogspot.com.
Nikku. 2010. Uji Identifikasi Karbohidrat. http://nikku92.wordpress.com/2010/11/19/uji identifikasi-karbohidrat/ ( Diakses tanggal 2 Juli 2012)
Subekti, Dudi. 2008. Maltodekstrin. Http://www.blogspot.com.
Winarno, FG. Kimia Pangan dan Gizi. PT GRAMEDIA. Jakarta.

Laporan Spektrofotometri

LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Nama : Nikmatul Khoiriyah
Nim   : D1C010015
Teknologi Hasil Pertanian
UNJA

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisa (atau analisa, analysis) dapat di aritkan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan pengertian ilmiah (dalam ilmu-ilmu social ) atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen-komponen penyusunnya sehingga dapat di kaji lebih lanjut. Dalam cabang ilmu kimia, analisa berarti penguraian bahan menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yang kemudian dapat dipakai sebagai data untuk menetapkan komposisi (susunan) bahan tersebut.
Bahan makanan dan hasil pertanian umumnya, pada hakekatnya merupakan bahan kimiawi alam yang tidak menyimpang dari kaedah-kaedah kimiawi bahan-bahan lainnya. Demikian juga sifat-sifat fisisnya  tak menyimpang dari benda-benda alam lain. Namun demikian, meskipun  memiliki sifat-sifat kimia dan fisis yang tak berbeda dengan benda-benda lain di alam ini, bahan makanan memiliki sifat khusus yaitu kemampuannya untuk menjadi sumber penyediaan gizi dalam proses kehidupan dan tenaga gerak kehidupan atau biokalori.
Dengan demikian, analisa bahan makanan dapt dilakukan dengan menggunakan kaedah-kaedah kimiawi, fisis, nutrisi (gizi), atau indrawi. Untuk bahan hasil pertanian non-pangan tentunya terbatas hanya pada bentuk analisa kimiawi dan fisia saja. Sifat nutrisi pangan bahan makanan dapat dilakukan secara tidak langsung melalui uji kimiawi atau secara langsung melalui uji biologis dengan menggunakan mikrobia ataupun hewan prcobaan.
Dalam melakukan analisa bahan hasil pertanian dapat menggunakan berbagai macam metode analisa. Pada praktikum kali ini menggunakan metode analisa spektrofotometri.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk Mengukur antioksidan dari ekstrak belimbing manis dengan menggunakan spektrofotometer.




II. TINJAUAN PUSTAKA
a.       Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang di dasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatik oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokrometer prisma atau kiri difraksi dengan defector. Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang di dasarkan pada absorbsi radiasi elektromagnetik . cahaya terdiri dari radiasi terhadap masa mata manusia peka. Gelombang dengan panjang gelombang beraliran akan menimbulkan cahaya yang berlainan. Sedangkan campuran cahaya dengan panjang panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh sprektum nampak 400 – 760 nm. (Iqra Wahyuni, 2012).
Spektrometri serapan merupakan pengukuran atau interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatuzat kimia. Teknik yang sering di gunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet, cahaya tampak, inframerah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah ultraviolet adalah 190 – 380 nm, daerah cahaya tampak 380 – 780 nm, daerah infra merah dekat 780 – 3000 nm ,dan daerah inframerah 2,5 – 40 nm atau 4000 – 250 cm -2. (Iqra Wahyuni, 2012).
b.      Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. (Yoki Edy Saputra, 2012).


c.       Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi pada makanan maupun obat dimana senyawa-senyawa tersebut mudah teroksidasi sehingga sel-sel lain terhindar dari radikal bebas. Antioksidan adalah substansi yang menetralkan radikal bebas karena senyawa-senyawa tersebut mengorbankan dirinya agar teroksidasi sehingga sel-sel yang lainnya dapat terhindar dari radikal bebas ataupun melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen aktif jika hal itu berkenaan dengan penyakit dimana radikal bebas itu sendiri dapat berasal dari metabolism tubuh ataupun factor eksternal lainnya. (Anonim,2012).
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah.  Antioksidan juga sesuai didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas.  Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid. (Wikpedia, 2012).
Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan adalah metode DPPH. Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen. Perubahan warna ungu DPPH menjadi ungu kemerahan dimanfaatkan untuk mengetahui aktivitas senyawa antioksidan. Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai pembanding untuk mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif ini dapat berupa tokoferol, BHT, dan vitamin C. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidra-zil (DPPH) sebagai radikal bebas. Prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan , misalnya troloks, yang mengubahnya menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin. (Wikipedia,2012).
d.      Belimbing Manis
Belimbing adalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal dari Indonesia, India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan Polinesia. Usaha penanaman secara komersial dilakukan di Amerika Serikat, yaitu di Florida Selatan dan Hawaii. Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini mengandung banyak vitamin C. Belimbing manis merupakan simplisia buah basah yang dipanen setelah masak sempurna. Metode pemerasan digunakan untuk memperoleh ekstrak belimbing manis. Sebagai material awal digunakan tumbuhan segar yang dihaluskan. Cairan perasan adalah larutan dalam air yang terdiri dari seluruh bahan yang terkandung dalam tumbuhan segar dalam perbandingan yang sama seperti dalam material awalnya dan yang tetap tinggal hanya bahan yang tidak larut. (Awal Maulana, 2010)




           
           




III. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini di laksanankan di laboratorium teknologi hasil pertanian, Universitas Jambi. Pada hari senin, pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Praktikum ini menggunakan alat spektrofotometer UV, botol gelap, kuvet dan pipet mikro. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ekstrak belimbing manis dan larutan DPPH.
3.3 Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum ini yaitu menyiapkan ekstrak, buat konsentrasi ekstrak 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm dan 500 ppm. Kemudian buat larutan DPPH (0,05 mM). Selanjutnya di uji, yaitu pertama masukkan ekstrak belimbing manis 0,2 ml dan larutan DPPH 3,8 ml pada botol gelap kemudian botol langsung ditutup. Diamkan selama 30 menit. Setelah 30 menit amati perubahan warna yang terjadi, kemudian lakukan uji spektro. Sampel masukkan dalam kuvet (pegang yang bergerigi), letakkan pada alat spektrofotometer. Hitung absorbantnya.













IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
 Ekstrak Belimbing Manis






ppm
Ulangan 1
Ulangan 2
Rata-rata
% Inhibisi

0
0.977
0.977
0.977
0

100
0.208
0.207
0.2075
78.762

200
0.206
0.2
0.203
79.222

300
0.201
0.201
0.201
79.427

400
0.199
0.197
0.198
79.734

500
0.178
0.186
0.182
81.372









x
y
x-xrata2
y-yrata2
(x-xrata2)(y-yrata2)
(x-xrata2)²

0
0
-250
-66.419
16604.750
62500

100
78.762
-150
12.343
-1851.377
22500

200
79.222
-50
12.803
-640.155
2500

300
79.427
50
13.008
650.391
2500

400
79.734
150
13.315
1997.232
22500

500
81.372
250
14.953
3738.136
62500
RATA2
250
66.419

JUMLAH
20498.976
175000












                a = 37.135
                b = 0.117
                Y = 0.117x + 37.135




Tokoferol




ppm
Ulangan 1
Ulangan 2
Rata-rata
% Inhibisi
0
0.977
0.978
0.9775
0
100
0.08
0.08
0.08
91.816
200
0.077
0.079
0.078
92.020
300
0.052
0.06
0.056
94.271
400
0.05
0.057
0.0535
94.527
500
0.052
0.065
0.0585
94.015


x
y
x-xrata2
y-yrata2
(x-xrata2)(y-yrata2)
(x-xrata2)²

0
0
-250
-77.775
19443.734
62500

100
91.816
-150
14.041
-2106.129
22500

200
92.020
-50
14.245
-712.273
2500

300
94.271
50
16.496
824.805
2500

400
94.527
150
16.752
2512.778
22500

500
94.015
250
16.240
4060.086
62500
RATA2
250
77.775

JUMLAH
24023.002
175000

            a  = 43.456
            b  = 0.137
            Y = 0.137x + 43.456







4.2 Pembahasan
      Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui zat yang terkandung dalam makanan atau minuman seperti micro nutrient, zat pewarna, dll tergantung panjang gelombang yang telah disetting pada spektrofotometer.
      Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
      spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk.
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a.  Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).


c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis.  Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
e.       Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan ekstrak belimbing manis sebelum diberi larutan DPPH berwarna ungu tetapi setelah di beri larutan DPPH, warna ekstrak belimbing manis menjadi pudar. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak belimbing manis mengandung antioksidan.






                 


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Dari praktikum ini dapat di tarik kesimpulan bahwa :
ü  Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
ü  Ekstrak belimbing manis setelah di tambah larutan DPPH warnanya menjadi pudar karena ekstrak belimbing manis mengandung antioksidan.


DAFTAR PUSTAKA
           
Anonim. 2012. Antioksidan dan Radikal Bebas. Http://wordpress.com. (Di akses pada tanggal 30 Juli 2012)
Latief, Madyawati.2012. Spektrofotometri. Universitas Jambi. Jambi
Saputra,yoki edy. 2012.Spektrofotometri. Http://situs-kima-Indonesia.org. (Di akses pada tanggal 30 Juli 2012)
Wahyuni, Iqra. 2012. Spektrofotometri. Http://www.blogspot.com. (Di akses pada tanggal 30 Juli 2012)
Wikipedia. 2012. Antioksidan. Http://id.wikipedia.org/antioksidan. (Di akses pada tanggal 30 Juli 2012)